Selasa, 28 Juli 2009

Siapa Bilang Indonesia Kaya (lagu)

Siapa bilang Indonesia kaya
kalo nenek-nenek masih harus minta-minta
sambil gendong cucu item dekil

Siapa bilang Indonesia kaya
kalo anak-anak masih harus nyampah
sementara sebayanya pamer HP

Sapa bilang Indonesia kaya
kalo orang kaya ga punya nurani
bangga nerima hasil korupsi

reff:
Ini pesan buat para pria
yang berbusung dada dan berperut besar
Kalian yang katanya mimpin bangsa
Yakinlah ga cuma iniyang namanya dunia

Sapa bilang Indonesia kaya
kalo semua ayah sibuk cari duit
terus ga punya waktu buat anak

back 2 reff

Bukan kalian yang harus kaya
tapi rakyat yang dikasi makan
bukan kalian yang harus naik mobil mewah
tapi kasih pekerja transportasi lega

Indonesia ayo bangkit
jangan mau ditipu bandit
Indonesia jangan menyerah
jangan mau kita diperah

see the song on MS,www.myspace.com/niqisfreax

Senin, 27 Juli 2009

stay

Lagu baru yang uda bisa diliat di MS. www.myspace.com/niqisfreax

I walk back trough the times
Noticing my ship's sailing away
darling please come by
just tell me how you feel today

I'm scare then you make me dare
I'm dry then you make me cry
for separated away from you
for making me happy the blue

darling let me be yours
bring me with you together
and I'll show you I'm a lover

Stay with me baby
stay with me baby
stay with me baby
stay here in my heart

I asked you to sing for me
but you whispered the beautiful truth
then I stared to the picture of yours
there's no blue in my soul


komen: masih ada fals in some part, I'm kind of lazy to record it back again.

Sabtu, 25 Juli 2009

perasaan ato pikiran?

Banyak dari kita yang mempertanyakan, gimana si sebenernya kita mikir, dosen saya bilang "memikirkan bagaimana cara kita berpikir". Yang berarti bagaimanapun hasilnya adalah jenis pikiran (bingung???). Kata yang lebih tepatnya bukan mikir, tapi gimana cara kita nanggapin (nerima, mroses, ma ngepresentasiin) ma semua stimulus lingkungan kita, baik internal maupun eksternal.

Berdasar judul diatas secara garis besar pemisahannya terbagi jadi dua. Perasaan seperti posting sebelumnya merupakan hasil intelejensi yang terautomatisasi, spontan, uncontrolable, dan seringkali ga terduga (pernah nyangka kenapa kita jatuh cinta ma seseorang dan ga pernah bisa jelasin alasannya? "kasus pribadi" ha...ha...ha..), sifatnya yang spontan bikin kita ga pernah punya ato butuh waktu untuk nganalisis perilaku yang termunculkan. Biasa dipake buat pertahanan diri. Terus yang atu lagi tuh merupakan hasil pemikiran sadar, terkendali, yang seringkali makan waktu lebih lama menuh-menuhin alam sadar kita. Biasa dipake buat mecahin masalah.

Ada perbedaan gender (ato mungkin harapan masyarakat terhadap peran gender lebih tepatnya) antara dua pendekatan diatas. Perasaan lebih diidentikkan dengan cewe, sedangkan pikiran tentu aja the opposite sex. Cewe lebih emosional, cowo lebih rasional. Cewe lebih sering ngerasa, cowo lebih sering mikir. Cewe bisa ngerasain emosi dibalik nada pembicaraan, cowo bisa nangkal kemungkinan buruk dari pembicaraan (skeptis). Dan banyak lagi contoh lain.

Pertanyaannya, apa cewe ga bisa mikir? (terlalu kasar? biarin), ato cowo ga punya perasaan? Jawabannya tentu aja GAK. Smua manusia yang diciptain ma Yang Diatas dikasi berkah keduanya, yang ga bakal bisa dipisahin. Cowo bisa ngerasa, cewe bisa mikir. Yang beda adalah kadarnya, alasannya (kenapa si kita harus nyari jawaban atas pertanyaan kenapa?) adalah perbedaaan genetis, pembelajaran, ma harapan masyarakat akan peran kita dalam lingkungan. (ihaan baru bangun ni, langsung bales sms saya, tenang dan senang...ha...ha...ha...,saya punya perasaan juga kan N?!) Cowo ma cewe punya kromosom yang beda, tentunya juga kodrat yang beda dalam hal pendewasaan biologis (kita tinggalkan penjelasannya buat para dokter). Akibatnya, kebanyakan cowo dan cewe punya fokus yang beda untuk mandang kasus yang sama. Masyarakatpun kebanyakan berharap cowo untuk tampil cerdas, dan wanita tampil berperasaan.

Kasus-kasus behavioris? Hmmm....liat aja kenapa kebanyakan konsultan psikologis keluarga kebanyakan cewe dan tukang angkut crane yang ada di dock pelabuhan kebanyakan cowo. Kenapa perawat ma pramugari kebanyakan perempuan terus pilotnya cowo. Kenapa guru dan dosen perempuan (kebanyakan) lebih mudah dipahami daripada penjelasan dosen cowo. Dan kenapa cowo ma cewe sering berselisih, bahkan yang uda pacaran (yang nikah juga koq). Penjelasan panjangnya? Lain kali aja lah.

Lantas apa cowo ma cewe itu ditakdirin untuk jadi pasangan buat jenisnya masing-masing? Ya GA lah. Pertanyaan terakhir paragraf di atas ga bisa disimpulin sedangkal itu. The both opposite sex were meant to be together. Singkatnya gini aja lah...cowo itu ada buat menuhin kebutuhan keluarga dengan berada pada tingkatan pemikiran, dan cewe itu ada buat ngendaliin tu pemikiran cowo dengan perasaannya (kalo ada cowo yang ga setuju dikendaliin ma pasangannya silakan komen!!!). There's always great woman behind the great man.

Ojaan dan Ihaan ditakdirin bersama (AMIIIINNNN) untuk saling ngisi, ojaan dan Ihaan ditakdirin bersama untuk saling mengenali diri sendiri dengan ngenalin satu sama lain, Ojaan dan Ihaan ditakdirin bersama dengan tanda-tanda yang kami juga ga ngerti (ingat "sandal jepit" kan sayang), Ojaan dan Ihaan ditakdirin bersama dengan alasan yang ngebikin semua cerita roman itu cuma keliatan kayak bikinan anak kecil yang belum ngalamin masa puber. Ojaan dan Ihaan loves each other, THAT'S IT!!!

Perasaan yang sekarang ada KANGEEENNNN BERAT dengan semua detail yang bikin ni air mata ngucur ga jelas, apalagi kalo liat klip Avril yang when you're gone sialan itu. SEDIH dengan kenyataan kami dipisahin jarak yang juga sialan ini. SENENG karena Ihaan ternyata selalu berusaha ngebuktiin kali dia THE BEST DECISION I'VE EVER MADE (I ALWAYS TRY TO DO THE SAME TOO). TORTURED karena masih ada waktu yang harus dilaluin tanpa kebersamaan.

Sekali lagi, kata Om Mario Yang Diatas ngasi jalan yang seringkali kita ga ngerti dan saya cuma berdoa JADIKAN PRAMADHANI REIHAN TUASIKAL JALANKU!!!

Selasa, 21 Juli 2009

fallacy


HI N, sekarang tanggal 21 Juli 2009.

Banyak yang mau diceritain, I just don't know where to start.

Hmmm....Ditemenin Oxygennya Colbie yang ngingetin suasana kamarnya Ihaan, God, I miss her so much. Can you just snap your hand and make her here with me forever?

Baru kemarin ditelepon pihak HELP (kayak bahasa berita aja), kabar buruk, ada bagian form yang ga keisi lengkap, berita baiknya tu bagian bisa dikirim via email, but it still annoying, however I have to take care of it as soon as possible. Anehnya, saya lupa nanya nama tu orang yang uda baik banget mau nelpon calon muridnya di hari libur. Ceroboh? Iya.

Kemarennya lagi, nengok kakaknya ayah yang paling tua (Ibu ga suka ma tu orang, palagi istrinya) yang baru selese operasi katarak mata beberapa hari sebelumnya. Saya juga ga punya respect yang seharusnya bisa ditujuin ma orang yang dituakan. Seniorisme tentu bisa dibedakan dengan gampang dari kedewasaan yang punya atribut wisdom di dalamnya. Banyak banget keluhan kesehatan yang keluar yang bikin saya mikir, apa kita semua bakal se vulnerable tu orang? Apa kita bisa ngenikmatin masa tua kita dengan tenang tanpa perlu mikirin orang lain lagi? Apa kita bisa mati dengan tenang terus orang-orang ga perlu histeris karena mereka bisa nerusin hidup mereka tanpa kita? Apa kita semua bisa nangkal (mungkin "mengantisipasi" kata yang lebih tepatnya) semua yang bakal kejadian ma kita?

Mengantisipasiong (kata para bencong) lebih baik daripada mengobati. Tapi gimana caranya? Pertama tentunya kita harus tau semua yang bakal kita hadapin dan akibatnya ma kita, masalahnya ga semua masalah bisa dijelasin dengan jawaban sebab-akibat. Terlalu banyak faktor penyebab yang ada dalam sebuah akibat? Beberapa pemikir lebih memilih make pendekatan empririsme, kita belajar melalui pengalaman kita, menganalisanya terus menarik kesimpulan biar kita ga jatuh ke lubang yang sama dua kali.

Kesalahan lain lagi, kita ga ngeliat gimana kita bisa salah. Manusia juga punya kecenderungan untuk cuma merhatiin ma fakta (ato pandangan akan fakta) yang ngedukung hipotesis yang dia buat, bukan fakta yang justru mengeliminasi dan ngbuktiin kalo yang dia pikir itu salah. Eksperimennya, kebanyakan para peneliti ilmu sosial bikin alat ukur yang berisi pertanyaan yang ngebuat tester mereka cenderung ngejawab "ya" diatas hipotesis yang mereka buat, sementara pecatur cerdas berusaha ngebuktiin kalo strategi yang dia bikin itu ga bisa bikin dia menang (empirisme negatif).

Permasalahannya lagi, terlalu banyak bias yang kita dapat dari pengalaman kita sendiri. Terlalu banyak sudut pandang yang berbeda untuk memandang peristiwa yang sama, jawabannya kita harus bisa ngeliat semua fakta sebagai fakta (dimana kebanyakan manusia, apalagi saya, ga mampu). Manusia cenderung punya kelemahan untuk ga nambah-nambahin sesuatu dalam cerita yang di sampein ke orang lain.

Bagi saya, kita ga perlu repot-repot nganalisa masalah terlalu dalam, seperti saya bilang sebelumnya, saya penganut holistisisme. Kita bisa memecahkan masalah lewat pengalaman yang dianalisa dengan sebab-akibat, dengan sedikit pengambilan resiko, dan keberuntungan. Jalan yang ditempuh adalah bagaimana bikin diri kita pantas buat keberuntungan itu, gimana kita manfaatin semua kesempatan baik-baik, bukan dengan nunggu kesempatan baik buat datang tapi manfaatin keadaan kita sekarang sebagai kesempatan yang harus di isi dengan baik, ngebuktiin ke orang lain kalo kita pantes dapet kata "ya" dari mereka, dan tanyain diri kita ndiri, apa yang uda kita lakuin ma kesempatan yang ada sekarang?

Kita emang sering di hadepin ma situasi yang maksa kita bikin keputusan di tengah informasi yang ga lengkap, situasi yang bikin emosi, situasi yang maksa kita buat ngeluarin nada suara yang lebih tinggi dari seharusnya ke orang lain, tapi itu yang bikin manusia itu manusia.

Terus? Bagi saya, kita ga perlu susah meras otak untuk hidup, jalanin aja, pada kenyataannya uda begitu banyak pahlawan yang hidup diantara kita tanpa kita tau mereka berjasa buat kita, vox clamantis in deserto, dan mereka uda bahagia tanpa validasi dari orang sekitarnya, karena mereka uda ngerasa cukup diberi keberuntungan untuk mbikin hidup orang lain lebih baik. Saya harap lewat tulisan ini ada orang yang hidupnya bakal lebih baik. Saya beruntung untuk bisa ada di dunia ini, beruntung untuk bisa tumbuh, dan beruntung untuk bisa ketemu Ihaan dan cuma itu yang bedain orang sukses ma ga. Terserah mau percaya apa ga, kalo ga, silakan mendebat.

N, kita banyak pake perasaan dalam idup, banyak pesan yang tersampaikan itu yang di tangkap adalah cara nyampeinnya, bukan bener-bener isi pesannya. Lantas apa sebenernya emosi itu? Menurut saya, adalah intelejensi yang terautomatisasi, dapetnya dari pembelajaran yang ga kita sadari, bisa salah, tapi bisa di benerin. Manusia punya itu, makanya pemberitaan yang objektif itu nyaris mustahil bisa di dapet, makanya lagu cinta banyak yang laku, makanya kisah sedih satu orang lebih menyentuh daripada data statistik korban lapindo.

Perasaan yang ada sekarang, bosen ga ada kerjaan dan berusaha ngisi dengan kerjaan yang bisa berguna, kangeeeeen berat ma orang yang nemenin saya in my weakest time, the one who makes me cry in the middle of the night, who makes me laugh in the middle of my pain, the one who cares if I live or die, the one who texts me all day, the one who has the most beautiful smile I've ever seen, the one who has the hair smell I missed so, the one who has a pair of eyes that I won't be bored to stare at, even when she was sleeping.

Minggu, 12 Juli 2009

HistoryJumps



Hi N.

Sekarang, 12 July 2009. 1306 WIOI. Lokasi: Kamar kanan utara rumah.

Hari ini 4 bulanan jadian saya ma Ihaan N, happy day for both of us, not a really happy day for Ihaan's family. Salah satu anggota keluarga Ihaan ada yang meninggal yang bikin Ihaan langsung berangkat pake first flight today to Ambon straightly. God's call. Salah satu Black Swan Retrospektif. Pertanyaannya: Seandainya ada firasat, apa itu disadarinya selalu setelah kejadian?

Kemarin, Ayah ultah, sekeluarga diajak jalan ke Handil. Itu salah satu daerah pedalaman KalTim yang lagi dibangun, secara ga merata. Di beberapa daerah ada yang aspalnya uda bagus, terus mulai banyak muncul toko pulsa, yang berarti banyak diantara penduduk yang uda punya happy, ato lagi gencar nyari HP buat ngesejajarin posisi status sosial, sementara tempat lain ngenikmatin rasa irinya. Kami ke tempat keluarga yang ada di Handil VI, tanahnya putih, yang sebenernya bukan tanah, tapi pasir karena letaknya di dekat pantai. Asal kata handil dari kanal-kanal yang dibuat untuk ngairin ma buat transportasi tu kelapa-kelapa buat dijual ke kota, Samarinda, duluu....Sekarang ya da pake mobil. Catatan: Prospek bagus buat pembagunan pariwisata Kal-Tim, seandainya pemerintahnya lebih cerdas dan punya prinsip yang bener.

Kami ngelewatin jalur yang baru di bangun beberapa tahun belakangan. Jalannya aspal, dan tanah, lebih banyak tanahnya masalahnya jalan aspalnya berlubang uokehe pol yang bikin perjalanan sumpah ga ada enak-enaknya. Yang bikin heran, tu kiri kanan jalan penuh bekas garukan alat berat buat ngangkut batubara. Kalo garukannya sebanyak itu, tentu pemerintah nerima pemasukan yang banyak buat ngehalusin aspal, ato seandainya pemerintah Kal-Tim punya nyali, maksa tu perusahaan-perusahaan untuk punya CSR, mbaikin jalan yang mereka juga pake sehari-hari. Banyak solusi yang bisa dicapai, KALO MAU.

Terus di tengah jalan saya ma fikri (adik pertama) kebelet pipis. mampirlah di pinggir jalan yang punya jalan masuk kecil berpasir putih juga. Saya mulai, fikri belum, kresek2, monyet lompat-lompat deket TKP. Saya mah tenang aja, fikri bilang "jagain!"Ha..ha...ha.... Pertanyaan lanjutan, kalo hutan mereka dibabat abis ma perusahaan batubara itu, mau tinggal di mana lagi? Jawabannya uda mulai muncul, tu monyet pada lari ke pemukiman ma kebun masyarakat. Kebun kelapa punya kakek saya uda banyak yang di rusak ma tu monyet-monyet kata keluarga yang di handil VI tuh.

Saya yakin pemerintah uda ada yang berusaha buat bikin tu perusahaan tanggung jawab ma yang mereka lakuin ma Hutan Hujan KAMI!!! Tapi saya yakin, masih terlalu banyak juga pihak pemerintah yang tunduk ma godaan materi yang ditawarin perusahaan khusus buat pribadi-pribadi tertentu dan mereka terlalu kuat untuk dilawan ma pemerintah yang baiknya. Terlalu banyak pihak pemerintah yang serakah memperkaya diri sendiri tanpa mikirin nasib anak cucunya, nasib rakyatnya, ato bahkan nasib dia sendiri di hari kelak. Terlalu banyak pihak pemerintah yang punya terlalu banyak kekuatan untuk maksa bawahannya tunduk tanpa berpikir rasional (taqlid buta: kebanyakan kejadian di pesantren, dan mulai merambah pimpinan PNS kita). Terlalu banyak pemerintah yang ...BABI!!!

Uda saatnya kita bangkit, Kal-Tim bangkit, Indonesia bangkit dalam kedamaian ma kesejahteraan sosial yang proper for our society. We've been fooled long enough by our leaders. Lantas gimana? Salah satu cara saya adalah, tidak memilih. Saya AKAN memilih seandainya sistem pemilihan kita bener. Sistem yang ga ngeharusin dan malah ngelarang tu capres ma cawapres ngeluarin duit buat kampanye, yang bikin semua kampanye adil, yang ngebikin kita semua tau track record kerja mereka (sebener-benernya, saya anti antek soeharto yang mimpin perlawanan terhadap "pemberontak" Tim-Tim dan memperkerjakan mantan ketua BIN untuk jadi ketua salah satu tim kampanyenya), dan sistem yang bikin semua orang bodo di Indonesia ga punya hak pilih. Cara laen, cepet-cepet nyelesein study, selain buat nikah (semoga ma Ihaan ya Allah), cepet-cepet juga punya kuasa ato ga gabung LSM buat nyelamatin OUR RAIN FOREST!!! For a better future, not only Indonesia but also EARTH.

Barusan mati lampu lagi, kalimat penutup keapus. Sekarang lagi dengerin Lukisan Pagi hasil aransemen ulang Tohpati yang ngedinginin suhu udara kamar yang puanaas, dan bikin kangen berat ma Ihaan. Please tell her N!

History jumps, not crawls. Indonesia Elefirst!

Jumat, 03 Juli 2009

black swan's fenomenon

Hi N, sekarang: 03072009, 1650 WIOI

Tumben-tumben ni, baru sehari uda nulis lagi buat N.

Nothin' special actually, until few minutes ago.

Tugas hari ini sebenernya cuma mbayar application fee ma student visa ke rekeningnya HELP di HSBC Malay. Terus karena fasilitas tranfer ke Malay tuh adanya Dollar, ya saya pake kurs dollar yang ketulis di web lah. Kenyataannya, salah, hampir sama kayak kemaren, cuma yang ini keburu kejadian. Ibu marah-marah dikit. Saya mah cuek aja secara emang ga ada gunanya diomelin, ge mecahin masalah, dan Ibu seharusnya uda tau secara uda ngikutin pelatihan kepribadian yang lebih ekspert daripada anaknya ni (Ibu uda MCB di ESQ lho). Sebenernya ini ga boleh dijadiin alasan, tapi manusia memang tempatnya salah, dan ini yang harus kita semua tekanin, cuma kedelai yang jatuh di lubang yang sama 2 kali, dan Om Mario bilang lebih baik mengalami kesalahan daripada cuma sekedar mikirin kesalahan yang bakal terjadi.

Hari ini saya baca bukunya Om Taleb, yang nulis buku best seller Black Swan. Banyak hal yang nyadarin saya, salah satunya kalo banyak kejadian dunia itu adalah Black swan's fenomenon baik yang ga prospektif maupun retrospektif (sms saya kalo mau tau artinya). Mungkin ini bisa jadi salah satu rasionalisasi saya buat kesalahan yang uda kejadian tadi pagi. Ada tiga sifat black swan: 1. Kejadiannya tak terkira, ga bakal ada yang bisa ngeramalin kejadian-kejadian kayak gini (salah satunya jatuhnya saya dari motor beberapa bulan lalu, sebulan deng). 2, dampaknya luar biasa yang berujung ma sifat ke-3, dimana manusia ato siapapun yang ngeliat kejadian itu ngeluarin komentar trus rasionalisasi permasalahan sebab-akibat kenapa kejadian itu koq ada terus berusaha memprediksinya untuk kejadian yang berulang di masa depan.

Sekarang batere tinggal 19%, dan uda waktunya buat matiin.tar ya?

04072009, This is the first posting written in two days in a row. Weird ain't it?

Kemaren Ibu kayak merhatiin dari belakang, secara nulisnya di ruang keluarga, jadi ya tak postpone dulu aja buat nyelesein ni tulisan. Ha...haaa.ha.a, ternyata saya ya tetep introvert untuk masalah kayak ginian. Yauda, kemaren pura-pura nyari kerjaan cuma buat ganti desktop doang.

Let's get into the main point of this writing. Berbagai pertanyaan yang kebanyakan dari kita uda nanyain ke diri kita sendiri, tapi belum pernah mempertanyakannya. Mungkin Om Taleb nyajiinnya dalam bahasa yang berbeda, tapi inti dari pertanyaan yang mempertanyakan tetep sama.

Pertama: Mana yang membuat kita lebih bersalah? Ga ngehargain poetes maudits, atau Vox clamantis in deserto? (Ga tau juga artinya? Tanya anak hukum ato sms saya lagi). Bagi saya, banyak dari kita yang terlalu prematur ngenilai seseorang (ya walopun psikolog diajarin untuk menilai seseorang dari berbagai alat ukur). Banyak dari kita yang ngenilai orang dari penampilannya tanpa nyoba mengenal seseorang lebih jauh, tau latar belakangnya, kejadian yang membuat setiap manusia unik, prinsip dasar pembuatan profil psikologis: tidak ada satu orang pun yang bener-bener sama. Pertanyaan lanjutan (bukan punya Om Taleb): Lantas gimana seharusnya kita tau mana yang bener ato ga? Bagi saya, ga perlu susah-susah ngenilai, kita terima semua nilai yang dibawa setiap orang, dan waktu akan ngejawab semuanya, karena cuma kebenaran yang akan bertahan. Takes time? Emang. Mana yang lebih kita hargain, orang yang ngecegah nyari masalah ma orang lain (dengan tingkat asertivitas yang cukup dan kombinasi kedewasaan), ato orang yang nyari banyak musuh dalam hidupnya karena super ego yang kegedean (ato mungkin juga Id-nya)?

Kedua: Mana yang lebih di perhatiin ma ilmuan sekarang, fakta atau hukum ato pola yang mendasari suatu kejadian? Om Taleb bilang lebih penting bagi kita untuk merhatiin hukum ato pola yang ngdasarin terjadinya suatu kejadian, berdasar fakta yang uda ada. Pertanyaan lanjutannya Niqi: Masih banyak dari warga Indo yang terlalu bodoh untuk ngerti arti pengajaran dari hukum-hukum kejadian ato pola-polanya yang terlalu abstrak bagi kemampuan kognitif masayarakat Indo. Liat aja berapa si perolehan calon presiden yang ngomongin konsep abstrak (ga ada, karena capres uda di konsep ma tim sukses kalo masayarakat kita emang ga pinter. Cuma penjilat yang ngakuin kalo masayarakat kita uda tau pilihannya karena mereka "cerdas"), liat lagi perolehan suara yang nawarin solusi praktis (100%, karena semuanya nawarin itu, yang pertanyaan lanjutannya adalah gimana caranya, tanpa ngorbanin kepentingan satu kelompok masyarakat lainnya).

Ga usa dibahas. Sekarang coba kita liat pelatihan-pelatihan yang berdasar konsep, ESQ salah satunya, gimana cara mereka ngukur keberhasilan pelatihan itu? jawabannya, belum ada. Saya heran banget ma yang bikin tu pelatihan, karena prinsip dasar suatu pelatihan adalah progression after the participants follow the training. Mana pre-test post-test significancenya?

Mungkin ini jawabannya. Ga ada. Karena yang dilatihin adalah konsep (ato yang saya sebut di depan adalah hukum). Sebagai psikolog, aliran yang saya anut adalah behavioris, tanpa ngabaikan proses kognitif yang ada dalam pikiran manusia, mungkin holistisisme lebih tepatnya, karena saya juga percaya ma beberapa pemikiran psikoanalisis. Lantas apa gunanya suatu pelatihan tanpa adanya perubahan perilaku yang ada di manusianya? Adik saya masih ga tau gimana mpertahanin hubungan ma pacarnya sekarang karena dia harus ke NZ untuk magang ntar. Ibu kerjaannya masih suka teriak-teriak ke adik saya yang bungsu untuk merintahin sesuatu. Ayah kerjaannya masih diem kalo ada orang nawarin proposal yang ga jelas dari "sodara" yang ga bisa dipercaya. Saya masih pacaran dengan gaya yang jelas-jelas ga islami (emang ada pacaran yang dimulai dengan basmalah, njaga wudlu, diakhiri dengan hamdalah?).

Kesimpulan, saya sebagai seorang psikolog, ilmu sosial, dimana subjeknya adalah manusia yang penuh dengan uncertainities, lantas kenapa kita mengkuantifikasi these uncertainities? Based on a reason that every human is different, we don't jave a right to judge people based on statistics dimana selalu ada kemungkinan black swan akan muncul dalam platonis fold (sms juga kalo mau tau artinya).

However, live is only a series of luck although it's a bad luck or a good one. Saya ga pernah bisa nentuin mau dilahirin di keluarga mana, jadi laki pa perempuan, sekolah dimana, ato yang dapat pasangan orang mana. Which means, Ihaan, I'm so lucky to have u in my heart, karena selalu ada perempuan yang hebat di balik laki-laki yang hebat. Just remember, good is the enemy of the best, becoz there's always some opportunities to black swan to happened or to be happened.

Kamis, 02 Juli 2009

Love straights


Hi N, sekarang tanggal 2 Juni 2009, 1739 WIOI

Judul yang aneh emang, ga aneh-aneh banget si sebenernya. Ni salah satu dari intisari katanya om Mario, katanya kalo Tuhan ngeliat kita agak keluar jalur dari jalan yang lurus yang sudah Dia tentuin, dia bakal ngelurusin dengan jalannya sendiri. Jujur, saya uda banyak banget keluar jalur kalo dipikir-pikir (bukan untuk konsumsi publik), tapi hari ini saya makin percaya kalo Dia ngelurusin kita dengan jalanNya sendiri.

Hari ini banyak banget urusan yang harus diselesein. Daftarnya: masukin HP ke servisan, ngambil passpor yang uda diperpanjang (dengan harga yang uda termasuk banyaknya pungutan liar yang 2 kali lebih harga aslinya), ngambil general medical check up report yang harus dikirim secepetnya buat application process di HELP, ngeprint acommodation form yang bayarannya belum jelas, mbayar application fee di HSBC (yang ga ada di samarinda, dan berarti harus transfer dari bank lain dan mbayar lagi biaya transfernya, ma nyari rolling stone yang uda dipesen beberapa hari lalu.

Semua hampir beres, the main point of this story is when I have to pay the application fee. Yang ada di otak tuh total bayarannya RM 1350 dengan detail application fee 600, visa 450, ma med insurance kena 300. Itu yang ada di kepala dan kebawa-bawa ke semua bank yang kesemuanya ga bisa ngasi solusi secepetnya gimana cara saya bayar ke bank yang ga exist di Samarinda ini.

Otomatis setelah pulang ke rumah ya tu app fee belum kebayar. Saya pikir ntaran aja mbayarnya sekalian ngambil ATM yang baru jadi aja di muridnya ibu yang uda kerja di salah satu bank swasta yang berlambang bendera emas.Ternyata eh ternyata, setelaj tak cek lagi di halaman web yang uda tak save dari sekian lama, saya ngeliat bagian halaman yang salah, dan ternyata bayarannya cuma RM 1050. W@ a live ain't it?

Sekarang boleh dibilang saya bukan orang yang relijius, tapi satu sore ini saya makin mikir, kalo Tuhan sedemikian baik ma saya, kenapa saya ga bisa baik ma Dia juga berbuat sesuatu untuk memuliakan makhluk-makhluknya? Ini bukan berarti saya akan jadi orang yang punya pandangan fundamentalis ato radikalis islam dan menyetujui bom bunuh diri ato stuffs like that. Saya akan tamui jalan saya ndiri.

Mungkin ini salah satunya, Ihaan. Orang yang ngebuktiin kalo dia pantas dicintai, dipercaya, dan tempat yang pantas untuk mempercayakan diri saya (jangan tanya alasannya sayangku). Mungkin Tuhan ngirim dia deket untuk ngebuktiin Dia sayang ma saya, dan mungkin juga God sends me apart far away from her just becoz He loves me. Mungkin Tuhan ngasi perasaan segede ini ke saya buat Ihaan buat ngebuktiin kalo cinta yang selama ini saya percaya ga ada itu bener-bener ada.

Makasih Allah, makasih Ihaanku sayang. 4 all the lessons I've learned.

Rabu, 01 Juli 2009

Don't need another kind of green

"Another Kind Of Green"

Sara's friend she lost her mind
She left him and made it look sexy now
I fear you won't be far behind
Thinking I'll be the next to leave
I know I might be anxious
But I'm still not crazy

And I don't need another kind of green to know I'm on the right side with you

I used to be the one you saw
When crying alone to sad songs
But then we go and we hit the wall
When nothing has changed and nothing's wrong
You're not the perfect hand
But I don't hit on nineteen

And I don't need another kind of green to know
I'm on the right side
I'm on the right side with you
With you

So go and drift away from me
Adopt some new philosophy
That doesn't hold the two of us in mind
Move into someone else's place
Stare into some other's eyes
But slowly only come to realize

That you didn't need another kind of green to know
I'm on the right side
You're on the right side
I'm on the right side with you
Oh, I was on the right side
You don't need to lose to know that you had it good
You don't need to lose it to know that you had it good
You don't need to lose it to know that you had it
Know that you had it
Know that you had it
Don't need to lose it to know that you had it good

NI lagu,luar biasa meras tehnik. Feel lagu:biasa aja.
Feel lirik: luar biasa, outrageous, deep, pretty naked.

John Mayer, Another kind of green