Sabtu, 25 Juli 2009

perasaan ato pikiran?

Banyak dari kita yang mempertanyakan, gimana si sebenernya kita mikir, dosen saya bilang "memikirkan bagaimana cara kita berpikir". Yang berarti bagaimanapun hasilnya adalah jenis pikiran (bingung???). Kata yang lebih tepatnya bukan mikir, tapi gimana cara kita nanggapin (nerima, mroses, ma ngepresentasiin) ma semua stimulus lingkungan kita, baik internal maupun eksternal.

Berdasar judul diatas secara garis besar pemisahannya terbagi jadi dua. Perasaan seperti posting sebelumnya merupakan hasil intelejensi yang terautomatisasi, spontan, uncontrolable, dan seringkali ga terduga (pernah nyangka kenapa kita jatuh cinta ma seseorang dan ga pernah bisa jelasin alasannya? "kasus pribadi" ha...ha...ha..), sifatnya yang spontan bikin kita ga pernah punya ato butuh waktu untuk nganalisis perilaku yang termunculkan. Biasa dipake buat pertahanan diri. Terus yang atu lagi tuh merupakan hasil pemikiran sadar, terkendali, yang seringkali makan waktu lebih lama menuh-menuhin alam sadar kita. Biasa dipake buat mecahin masalah.

Ada perbedaan gender (ato mungkin harapan masyarakat terhadap peran gender lebih tepatnya) antara dua pendekatan diatas. Perasaan lebih diidentikkan dengan cewe, sedangkan pikiran tentu aja the opposite sex. Cewe lebih emosional, cowo lebih rasional. Cewe lebih sering ngerasa, cowo lebih sering mikir. Cewe bisa ngerasain emosi dibalik nada pembicaraan, cowo bisa nangkal kemungkinan buruk dari pembicaraan (skeptis). Dan banyak lagi contoh lain.

Pertanyaannya, apa cewe ga bisa mikir? (terlalu kasar? biarin), ato cowo ga punya perasaan? Jawabannya tentu aja GAK. Smua manusia yang diciptain ma Yang Diatas dikasi berkah keduanya, yang ga bakal bisa dipisahin. Cowo bisa ngerasa, cewe bisa mikir. Yang beda adalah kadarnya, alasannya (kenapa si kita harus nyari jawaban atas pertanyaan kenapa?) adalah perbedaaan genetis, pembelajaran, ma harapan masyarakat akan peran kita dalam lingkungan. (ihaan baru bangun ni, langsung bales sms saya, tenang dan senang...ha...ha...ha...,saya punya perasaan juga kan N?!) Cowo ma cewe punya kromosom yang beda, tentunya juga kodrat yang beda dalam hal pendewasaan biologis (kita tinggalkan penjelasannya buat para dokter). Akibatnya, kebanyakan cowo dan cewe punya fokus yang beda untuk mandang kasus yang sama. Masyarakatpun kebanyakan berharap cowo untuk tampil cerdas, dan wanita tampil berperasaan.

Kasus-kasus behavioris? Hmmm....liat aja kenapa kebanyakan konsultan psikologis keluarga kebanyakan cewe dan tukang angkut crane yang ada di dock pelabuhan kebanyakan cowo. Kenapa perawat ma pramugari kebanyakan perempuan terus pilotnya cowo. Kenapa guru dan dosen perempuan (kebanyakan) lebih mudah dipahami daripada penjelasan dosen cowo. Dan kenapa cowo ma cewe sering berselisih, bahkan yang uda pacaran (yang nikah juga koq). Penjelasan panjangnya? Lain kali aja lah.

Lantas apa cowo ma cewe itu ditakdirin untuk jadi pasangan buat jenisnya masing-masing? Ya GA lah. Pertanyaan terakhir paragraf di atas ga bisa disimpulin sedangkal itu. The both opposite sex were meant to be together. Singkatnya gini aja lah...cowo itu ada buat menuhin kebutuhan keluarga dengan berada pada tingkatan pemikiran, dan cewe itu ada buat ngendaliin tu pemikiran cowo dengan perasaannya (kalo ada cowo yang ga setuju dikendaliin ma pasangannya silakan komen!!!). There's always great woman behind the great man.

Ojaan dan Ihaan ditakdirin bersama (AMIIIINNNN) untuk saling ngisi, ojaan dan Ihaan ditakdirin bersama untuk saling mengenali diri sendiri dengan ngenalin satu sama lain, Ojaan dan Ihaan ditakdirin bersama dengan tanda-tanda yang kami juga ga ngerti (ingat "sandal jepit" kan sayang), Ojaan dan Ihaan ditakdirin bersama dengan alasan yang ngebikin semua cerita roman itu cuma keliatan kayak bikinan anak kecil yang belum ngalamin masa puber. Ojaan dan Ihaan loves each other, THAT'S IT!!!

Perasaan yang sekarang ada KANGEEENNNN BERAT dengan semua detail yang bikin ni air mata ngucur ga jelas, apalagi kalo liat klip Avril yang when you're gone sialan itu. SEDIH dengan kenyataan kami dipisahin jarak yang juga sialan ini. SENENG karena Ihaan ternyata selalu berusaha ngebuktiin kali dia THE BEST DECISION I'VE EVER MADE (I ALWAYS TRY TO DO THE SAME TOO). TORTURED karena masih ada waktu yang harus dilaluin tanpa kebersamaan.

Sekali lagi, kata Om Mario Yang Diatas ngasi jalan yang seringkali kita ga ngerti dan saya cuma berdoa JADIKAN PRAMADHANI REIHAN TUASIKAL JALANKU!!!

1 komentar: